Senja menampil suram
mengisi bibit-bibit sepi
mengajak malam bertandang
dengan seribu persoalan
dan kedengaran sayup azan
memanggil niat harap
memenuhi makna waktu
untuk mengapai cinta-Nya.
Kini, aku setia menatapi
kasih-Mu nan abadi
setelah aku seringkali
menjadi rindu pada keasyikkan ini.
Selasa, 16 Jun 2009
Langgan:
Catat Ulasan (Atom)
bila semakin jauh maka rindu pun datang hehehe..
BalasPadamBenar, rindu pada-Nya bagaikan menanggung duka yang cukup terpana...
BalasPadamSatu lagi sajk sdr yg berunsur Islami dan saya sgt kagum kpd penyair yg menghasilkan sajak begini. Saya masih lagi merangkak untuk menganyam begini.
BalasPadamMasya Allah, rasanya bibit bait puisi Penabari lagi "tajam" siratan maknanya. Lebih luas lapisan maknanya. Bagi kita, terkadang, membuat sajak seperti ini, mampu mengubat rasa yang kian bergelora di sebuah laman yang penuh pancaroba...
BalasPadam