TANGGAL YANG TERTINGGAL

Langkahnya
tidak pernah berhenti
mencatat segala janji
dengan makna gelora
yang sesekali melemaskan
dan aku hanya mampu meneka
dengan seribu hasrat keliru
untuk aku menuju
ke tebingan waktu

PENYAIR KELAWAR

Dengan lafaz rasa
berdiri menghadap mentari
lelaki itu memejamkan mata
melaungkan kesengsaraan
kerana terseksa
sekian lama
oleh hangat kesiangan
yang panjang.

SEPERTINYA YANG KEMBALI

Telah lewat meneka
jalan-jalan liku
dengan debu zahir
yang kelam
di dinding senja

Dan malam kembali
mengisi wajah sepi
yang diam
sepertinya!

DI PANTAI KEBIRUAN

Pasir putih
cerah basah
disapa ombak
yang sesekali
hadir mengamit cinta

Wajah laut
membiru padu
dalam buih jernih
ketika melambai
pulang pada pantai

Ah, kerinduan
menjadi kesiangan
pada pantai yang kebiruan.

SEJENAK YANG TINGGAL

Mengukir rasa
dalam gelora makna,
aku menjadi keliru
antara menyatakannya
atau berdiam saja
sedangkan aku tahu
pilihan yang wajar
di sebalik waktu
bersama-Mu

Aku semakin mengerti
sejenak yang tinggal
membuat aku bertambah malu!

KE LAMAN BICARA

Begini kata
membuka makna
dalam tusuk sepi
yang tidak lagi
bererti

Begitu bicara
mentafsir aksara
dengan seribu ragu
yang pulang
tanpa kembali

Kini, laman ini
kian membawa diri!

SUARA DALAM

Entah kenapa
bisik sepi mati
ketika hujan renyai
di hujung hari
yang hilang
bersama angin
kerinduan

Oh tuhan,
hanya mampu
aku katakan
suara ini
milik-Mu
yang satu!

DALAM SEKILAS AIR

Pada hujan
ada jernih
yang tak terlerai
dalam tafsir
sebuah kejatuhan
yang menjadi takdir

Lalu, dalam kilasnya
dingin beradu
mendakap juntaian
di atas nama rasa
kebasahan

Akhirnya,
dia kuyup
menghitung detik
jatuhan hujan!

DI SEBALIK WAJAH

Suci wajah
bagai langit biru
membuka ruang alam
dengan seribu deru bayu
yang dingin syahdu

Aku, seorang lelaki
hanya menatap rasa
dalam samar renung
mengintai cinta
yang bersembunyi
pada keayuan murni
peribadimu.

JANGAN KATA CINTA

Telah kau robek
segala duka
dengan makna perit
dari sebuah kerinduan
yang terbuang

Telah kau lempar
semua rasa
dengan cerita lara
dalam dingin asmara
yang tenggelam

Telah kau padam
semua kenangan
menjadi kisah luka
di dinding waktu
kecintaan itu

Jangan, kau kata ini cinta!